Sakit Kepala Terus Menerus Saat Hamil

Iritasi pada hidung

Bersin yang terjadi secara terus menerus dapat terjadi akibat iritasi pada hidung.

Salah satu penyebabnya bisa jadi karena paparan asap rokok. Asap rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat menyebabkan peradangan hidung.

Selain asap rokok, bahan-bahan kimia juga merupakan penyebab umum dari iritasi hidung. Produk pembersih, cat, atau bahan industri dapat menimbulkan iritasi pada hidung.

Perubahan hormon yang terjadi ketika menjalani kehamilan dan masa pubertas dapat menyebabkan seseorang mengalami bersin terus menerus.

Saat kehamilan ataupun pubertas, biasanya hormon dalam tubuh dapat  mengalami fluktuasi. Salah satunya adalah hormon estrogen yang dapat mempengaruhi jumlah histamin penyebab alergi yang beredar dalam tubuh.

Simak lebih jelasnya pada artikel berikut ini: “Muncul sebagai Reaksi Alergi, Ini Fakta tentang Histamin”.

Kontak langsung dengan hewan

Melakukan kontak langsung dengan hewan juga bisa menyebabkan seseorang mengalami bersin yang sulit dihentikan.

Paparan bulu, air liur, serpihan kulit mati, hingga urine hewan dapat menyebabkan alergi dan kemudian membuat seseorang bersin terus menerus.

Salah satu alergi yang sering terjadi adalah alergi pada bulu kucing. Simak penjelasannya pada artikel berikut ini: “Waspada, Ini Bahaya Alergi Terhadap Bulu Kucing”.

Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Bersin Terus Menerus

Apabila kamu atau orang terdekat mengalami gejala bersin terus menerus, sebaiknya segera hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.

Dokter di Halodoc berikut memiliki pengalaman selama lebih dari 5 tahun, sehingga mereka mampu membantu kamu dalam mengatasi gejala stomatitis.

Tak perlu khawatir, sebab mereka juga telah mendapatkan ulasan positif dari pasien-pasien yang telah mereka tangani.

Nah, berikut ini daftar rekomendasinya:

Kamu bisa menghubungi dokter Bendy Dwi Irawan, yang merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati pada tahun 2019.

Dokter Bendy Dwi Irawan kini berpraktik di Lampung Utara dan tergabung sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan nomor STR JE00000236113617.

Dengan pengalaman selama 5 tahun, dr. Bendy Dwi Irawan mampu memberikan penanganan akurat terkait gejala bersin terus menerus.

Chat dr. Bendy Dwi Irawan Mulai dari Rp22.500,- di Halodoc.

Dokter rekomendasi berikutnya yaitu dokter Rama Dani Putra, seorang alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah tahun 2016.

Saat ini, ia menjalani praktik di Batam, Riau dan telah tercatat sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dengan nomor STR 1311100223174037.

Berbekal pengalaman 8 tahun, dr. Rama Dani Putra dapat kamu percayai dalam mengobati gejala bersin terus menerus melalui Halodoc.

Chat dr. Rama Dani Putra Mulai dari Rp50.000,- di Halodoc.

Itulah dokter rekomendasi Halodoc yang siap memberikan layanan konsultasi seputar gejala bersin terus menerus.

Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter tersebut untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan.

Dengan Halodoc, kamu bisa lakukan konsultasi dari mana saja dan kapan saja dengan cepat dan mudah.

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi melalui aplikasi Halodoc.

Selain itu, kamu juga bisa dapatkan obat alergi dan produk kesehatan lainnya dari Toko Kesehatan Halodoc. Tidak perlu repot, produk akan dikirim dari apotek tepercaya langsung ke lokasimu!

Yuk, pakai Halodoc sekarang juga!

GARANSI UANG KEMBALI 1OO% JIKA TIDAK EFEKTIF

Apakah Anda merasa mengantuk kesulitan selama bekerja dan aktivitas lainnya di siang hari? Hal pertama di benak Anda mungkin ini karena begadang alias kurang tidur. Namun, ini mungkin dapat disebabkan oleh sleep apnea atau kondisi medis lainnya yang patut tunak Anda waspadai! Yuk, simak ragam penyebabnya dalam ulasan di bawah ini.

Mengenali Gejala yang Timbul

Banyak kasus sakit kepala kronis primer yang tidak diketahui penyebabnya. Namun, sakit kepala kronis non-primer, memiliki beberapa kemungkinan penyebab, antara lain infeksi, peradangan atau gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, cedera dan gangguan tekanan pada otak.

Beberapa jenis sakit kepala terus-menerus yang umum dikeluhkan, antara lain :

Sakit kepala jenis ini ditandai dengan gejala rasa sakit yang menekan pada dua sisi kepala. Intensitasnya mulai dari ringan hingga menengah. Sakit kepala tegang yang terjadi secara kronis dapat terjadi tanpa pemicu aktivitas fisik. Sebagian orang mengalami peningkatan sensitivitas di kepalanya ketika disentuh.

Migrain jenis ini umumnya terjadi pada seseorang yang pernah mengalami migrain sebelumnya. Dapat dikenali dengan gejala berupa sakit kepala pada satu atau dua sisi kepala, sensasi berdenyut, dan kemungkinan menyebabkan rasa sakit menengah sampai sakit luar biasa. Migrain kronis dapat dipicu oleh aktivitas fisik rutin. Kondisi ini juga mungkin diiringi dengan mual, muntah, dan sensitif terhadap suara serta cahaya.

Sakit kepala jenis ini biasa muncul mendadak. Dengan gejala sakit kepala yang menekan atau kepala terasa mengencang. Rasa sakitnya mulai dari ringan hingga menengah, tanpa dipengaruhi oleh aktivitas tertentu. Umumnya terjadi selama tiga hari berturut-turut pada serangan pertama.

Ditandai dengan sakit kepala di salah satu sisi kepala, tiap hari secara terus-menerus dengan intensitas yang naik turun. Bisa diiringi dengan gejala mata berair atau merah pada sisi yang terasa sakit, hidung tersumbat atau berair, menurunnya kelopak mata atau pembesaran pupil mata dan merasa lelah. Sakit kepala ini biasanya akan menjadi lebih parah, dengan munculnya gejala-gejala mirip migrain.

Sakit kepala ini merupakan akibat dari penggunaan obat pereda nyeri berlebihan. Penggunaan obat pereda nyeri dalam jangka waktu lama ataupun obat ergotamine untuk mengobati migrain yang dihentikan tiba-tiba, kemungkinan akan memicu sakit kepala rebound.

Dapat dipicu oleh tumor otak, kista atau volume cairan otak yang meningkat sehingga tekanan di kepala meningkat. Gejalanya berupa sakit kepala yang muncul secara tiba-tiba, parah serta diiringi gejala gangguan saraf lain seperti muntah, kejang-kejang dan gangguan penglihatan. Namun sering kali diawali dengan sakit kepala konstan selama beberapa waktu pada saat tekanan di dalam rongga kepala meningkat secara bertahap sebelum akhirnya menimbulkan gejala-gejala di atas.

Sakit kepala terus-menerus kemungkinan terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama setelah trauma kepala.

Umumnya dialami pasien di atas usia 60 tahun, yang dipicu oleh tekanan bola mata yang meningkat atau disebut glaukoma, baru sembuh dari infeksi herpes, penyakit pembuluh darah seperti arteritis sel raksasa atau alasan psikologis.

Lingkungan yang berdebu

Salah satu penyebab bersin tidak kunjung mereda adalah berada pada lingkungan yang kotor dan berdebu. Sebab, debu dapat lebih mudah masuk ke saluran hidung hingga menyebabkan iritasi.

Hal ini pun lebih rentan terjadi pada seseorang yang memiliki alergi debu. Biasanya, bersin akan disertai dengan gejala lainnya, seperti hidung yang berair, hidung gatal, dan mata yang memerah.

Jika kamu mengalami alergi, coba gunakan rekomendasi obat alergi pada artikel berikut ini: “5 Rekomendasi Obat Gatal karena Alergi dengan Resep Dokter”.

Perubahan cuaca secara tiba-tiba dapat membuat kamu mengalami bersin yang tak kunjung mereda. Biasanya, hal ini rentan terjadi saat suhu dingin, seperti saat musim hujan atau musim dingin.

Namun, suhu tubuh biasanya dapat beradaptasi dengan suhu yang baru. Setelah menyesuaikan diri, bersin bisa mereda secara perlahan dengan sendirinya.

Faktor Risiko Sakit Kepala Terus-Menerus

Meski belum diketahui dengan pasti, sakit kepala terus-menerus lebih berisiko terjadi pada mereka yang memiliki kondisi tertentu. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko terjadinya sakit kepala terus-menerus:

Cara Mengatasi Bersin

Hampir serupa dengan berkedip, bersin menjadi hal yang terjadi secara refleks dan tiba-tiba.

Sebaiknya ketahui beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi bersin, seperti:

Mengonsumsi Alkohol

Mengonsumsi minuman beralkohol dapat menghalangi tidur rapid eye movement (REM), yaitu periode ketika tubuh Anda memulihkan diri.

Mengonsumsi alkohol yang terus-menerus dapat memberikan banyak dampak kesehatan, termasuk kualitas tidur yang buruk.

Mengantuk di siang hari dapat disebabkan oleh kurang tidur. American Academy of Sleep Medicine (AASM) mencatat bahwa orang dewasa membutuhkan tidur antara 7 dan 8 jam setiap malam agar merasa waspada dan cukup istirahat keesokan harinya. Namun menurut AASM, sekitar 20% orang dewasa gagal mendapatkan tidur yang cukup.

Orang yang kurang tidur pada malam hari kemungkinan besar akan mengalami rasa kantuk berlebihan keesokan harinya. Orang yang sering kali tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup mungkin akan merasa lelah terus-menerus.

Penyebab umum kurang tidur termasuk jam kerja yang berlebihan atau tidak konsisten, kewajiban pribadi, dan kondisi medis yang mendasarinya.

Baca juga: Cara Menggemukkan Badan secara Alami dan Aman

Depresi dan stres dapat menyebabkan masalah tidur, termasuk kantuk berlebihan di siang hari, tidur berlebihan, atau tidur tidak nyenyak. Selain itu, masalah tidur juga dapat menyebabkan gejala depresi.

Kelelahan umum dan kelelahan di siang hari basa terjadi pada penderita depresi. Gejala depresi lainnya termasuk perasaan sedih, perasaan putus asa, perasaan cemas, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan mengingat detail.

Penyebab Sakit Gigi saat Hamil

Sebelum masuk ke topik utama, ibu hamil perlu mengetahui terlebih dahulu penyebab sakit gigi saat hamil. Menurut jurnal Prima Journal of Oral and Dental Sciences, ada beberapa penyebab sakit gigi saat hamil, antara lain:

Baca Juga: Scaling Gigi Saat Hamil, Amankah? Bumil Wajib Tahu

Apa itu Sakit Kepala Terus-Menerus?

Sakit kepala yang dialami selama 1-2 kali dalam setahun dan tidak sampai mengganggu aktivitas, masih bisa dianggap suatu hal yang normal. Dikatakan mengalami sakit kepala terus-menerus jika keluhan ini dirasakan lebih dari 15 hari dalam 1 bulan, selama lebih dari 3 bulan.

Sakit kepala berkepanjangan atau terus-menerus dapat disebut juga sebagai sakit kepala kronis. Kondisi ini bisa terjadi karena kondisi medis lain (sekunder) maupun karena kondisi yang belum bisa dipastikan (primer).

Baca juga: Kenali Jenis Sakit Kepala Anda